Tujuan Instruksional Khusus merupakan lanjutan dari tahap-tahap pengembangan
instruksional yang diawali dari mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan
menulis Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan selanjutnya melakukan analisis instruksional dan mengidentifikasi perilaku karakteristik awal siswa lalu
selanjutnya menuliskan tujuan Instruksional Khusus.
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) merupakan terjemahan dari specific
instructional objective. Literatur asing menyebutkannya pula
sebagai objective, atau enabling objective, untuk
membedakannya dengan general instructional objective, goal, atau terminal
objective. Yang berarti tujuan instruksional umum (TIU) atau tujuan
instruksional akhir.
Dalam
program applied approach (AA) yang telah digunakan di
perguruan tinggi seluruh Indonesia TIK disebut sasaran belajar (sasbel)
(Suparman, 2004: 158). Menurut Soekartawi (1995: 41) adalah pernyataan tujuan
instruksional yang sudah sangat rinci. sasaran belajar harus dituliskan dari
segi kemampuan peserta didik. Artinya mengungkapkan perubahan apa yang
diharapkan terjadi pada diri mahasiswa setelah mengikuti pengajaran pada satu
pokok bahasan tertentu.
Dick dan Carey (1985) (dalam Suparman, 2004: 158) telah
mengulas bagaimana Robert Mager mempengaruhi dunia pendidikan khususnya di
Amerika untuk merumuskan TIK dengan sebuah kalimat yang jelas dan pasti serta
dapat diukur. Perumusan tersebut berarti TIK diungkapkan secara tertulis dan
diinformasikan kepada siswa atau mahasiswa dan pengajar mempunyai pengertian
yang sama tentang apa yang tercantum dalam TIK.
Perumusan TIK harus dilakukan secara pasti artinya pengertian yang
tercantum di dalamnya hanya mengandung satu pengertian dan tidak dapat
ditafsirkan kepada bentuk lain. Untuk itu TIK harus dirumuskan ke dalam kata
kerja yang dapat dilihat oleh mata.(Suparman, 2004: 159). Menurut Soedjarwo (1995: 81)
Penulisan sasaran belajar sedikitnya menyatakan tentang: a). Isi materi dan
bahasan b). Tingkat penampilan yang diharapkan c). Prasyarat pengungkapan hasil
kerja. Tentunya secara ideal diharapkan peserta didik mendapatkan perubahan secara
menyeluruh, baik dalam pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun
keterampilan (motorik).
Tujuan instruksional dapat menjadi arah proses pengembangan instruksional karena di dalamnya tercantum rumusan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang akan dicapai mahasiswa pada akhir proses instruksional. Keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan tersebut merupakan ukuran keberhasilan sistem instruksional yang digunakan oleh pengajar.
Berdasarkan
apa yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa TIK merupakan
suatu rumusan yang menelaskan apa yang ingin dicapai, atau menjelaskan
perubahan yang terjadi sebagai akibat dari apa yang dipelajari oleh siswa.