Peningkatan Kompetensi Guru

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi professional guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk kompetensi professional.
     Upaya meninigkatkan kompetensi professional guru, yaitu :
  1. Dalam melaksanakan pembinaan professional guru, kepala sekolah bisa menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya
  2. Untuk meningkatkan prefossional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam membenahi dan metodologi pembelajaran
  3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas
  4. Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu pendidikan. 
Peningkatan guru dapat dilakukan antara lain pemberian indentif di luar gaji, imbalan dan penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja Kepada sekolah pun dapat memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu dengan belajar sendiri di rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik seebidang studi, mengikuti pertemuan ilmian, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi ilmiah.
Kini banyak pendidik terutama para dosen memiliki perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku dibeli secara rutin maupun insidental. Ketika berpergian kesuatu daerah atau ke luar negeri. Seorang pendidik memang pantas memiliki perpustakaan sendiri, sebab pekerjaannya tidak lepas dari buku atau disket, yang menyimpan informasi pengetahuan. Buku-buku tersebut haruslah dibaca secara teratur. Tidak ada tempatnya hanya di pakai pajangan saja untuk menunjukan prestise sebagai sarjana, master atau doctor.
Untuk perguruan tinggi mungkin tidak diperlukan perpustakaan khusus pendidik. Pendidik dan mahasiswa bisa belajar bersama-sama di perpustakaan umum. Atau bisa juga dibuat perpustakaan khusus jurusan. Dosen-dosen akan belajar di perpustakaan ini. Untuk sekolah memang diperlukan perpustakaan khusus untuk pendidikan, sebab materi yang dipelajari guru-guru untuk meningkatkan profesinya, berbeda yang dipelajari oleh siswa.
Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab masing-masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang memberikan banyak masukan kepada para pendidikan.
Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu diadakan selama masih dijangkau oleh pendidik. Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya mereka dan berpatisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada para pendidik disamping kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.
Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun di dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan pemberian sertifikat.
Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan dalam beberapa daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan makalahnya masing-masing yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian dengan tugas pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari seluruh penjuru ini sangat membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk mengembangkan profesinya.
Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti kompetensi untuk mendapatkan dana penelitian dari pemerintah pusat, kompetensi pengabdian masyarakat, kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor, kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi seperti ini akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan profesi.
Sesudah mengetahui cara dan empat pengembangan profesi, sekarang dilanjutkan dengan apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi itu, yaitu :
  1. Membaca buku atau disket, terutama yang berklenaan dengan materi-materi baru yang ditekuni dengan cara mendidik baru
  2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini menghindarkan pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya dengan satu kali saja
  3. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah belajar menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin mengumpulkan informasi dan memadukannya dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca denagan isi yang menarik
  4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun lapangan
  5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel ini adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang baik adalah apabila ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
  6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah. Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di Indonesia
  7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau mengadakan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi guru tak hanya memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri, melainkan pula mengikutsertakan pada kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti pendidikan formal, seminar, penataran serta peningkatan kesejahtraan guru. Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara bertahap akan mengalami peningkatan kualitasnya.

Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui oleh guru dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kepentingan pembelajaran, idealnya guru memiliki data tentang siswa.


Previous
Next Post »