Unsur-Unsur Strategi
Pembelajaran
Kegiatan belajar
merupakan suatu proses penyampaian informasi oleh fasilitator yaitu guru kepada
sasaran kegiatan tersebut yaitu siswa. Dalam menyampaikan informasi tersebut
diperlukan suatu strategi supaya informasi yang diberikan dapat diserap oleh
siswa secara maksimal. Dalam pembuatan strategi informasi yang dikumpulkan dan
meghasilkan rencana yang efektif untuk menyajkan pengajaran bagi siswa. Dalam
hal ini diperlukan kemampuan untuk menggabungkan teori pelajaran dengan
pengalaman mengenai peserta didik dan tujuan pembelajaran. Dalam pembuatan
strategi pembelajaran ini Dick dan Carey menjelaskan ada empat elemen strategi
pembelajaran:
1. Rangkaian/keurutan
dan pengelompokan konten
2. Komponen
belajar
3. Pengelompokan
peserta didik
4. Pemilihan
media dan sistem pengajaran
Secara lebih rinci akan dijelaskan di bawah
Rangkaian/keurutan dan
pengelompokan konten
Rangkaian/keurutan
konten
Ini
merupakan komponen pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan strategi
pembelajaran. Dalam elemen ini pengajar mengelompokan konten yang merujuk pada
keurutan sistem. Pengelompokan dimulai dari yang rendah ke tinggi. Dimulai dari
kiri ke kanan semakin meninggi tingkatannya.
Pengelompokkan
Pembelajaran
Hal
yang tak kalah pentingnya dengan elemen nomor satu ini adalah pengelompokkan
pembelajaran. Disini pengajar diminta untuk mengelompokkan kegiatan. Apakah
akan menyampaikan informasi dalam satu waktu atau mengelompokkan beberapa
tujuan pembelajaran yang saling berkaitan. Untuk menentukan hal itu perlu
diperhatikan:
a. Tingkat
usia para peserta didik
b. Kompleksitas
materi
c. Jenis
pembelajaran yang berlangsung
d. Seberapa
bervariasimya kegiatan pengajaran
e. Jumlah
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan tujuan
Komponen
Belajar
Elemen berikutnya
adalah penjelasan tentang komponen pembelajaran untuk seperangkat beba
pembelajaran. Mengajar merupakan hal yang disengaja dirancang sedemikian rupa
guna untuk penyampaian informasi dari guru ke siswa untuk mendukung proses
pembelajaran internal. Dalam hal ini perlu diperhatikan peristiwa apa saja yang
dapat mendukung peristiwa tersebut. Gagne menjelaskan peristiwa yang mendukung
kegiatan ini ada 9:
a. Mendapatkan
Perhatian
Untuk mendapatkan
perhatian dari siswa ini tidak mudah namun tidak sulit. Akan menjadi mudah jika
guru sudah tahu benar apa yang disukai siswa dan akan menjadi sulit ketika guru
tidak tahu tentang siswanya. Cara untuk mendapatkan perhatian ini bisa dengan
cara pemutaran video yang berhubungan dengan materi pelajaran yang sedang
disampaikan atau dengan memakai pertanyaan menyelidik sepeti: “Apa yang menyebabkan benda jatuh selalu
kebawah?” hal ini akan menarik keingintahuan dari para siswa dan pada
akhirnya siswa akan berminat dalam mengikuti pelajaran. Selain itu John Keller
menjelaskan bagaimana memotivasi siswa agar menjadi tertarik ke bahan ajar,
yaitu dengan model motivasi ARCS( Attention
= perhatian, Relevance = relevan,
Confidence = keyakinan, Satisfaction = (kepuasan)
a) Attention
(perhatian) : mendapat perhatian dari siswa merupakan prasyarat dalam kegiatan
belajar mengajar. Mendapatkan perhatian mungkin akan mudah namun
mempertahankannya mungkin akan lebih sulit
b) Relevance (relevan)
: bagaimana membuat pengajaran menjadi relevan dengan kebutuhan peserta didik
baik di masa kini maupun di masa yang akan datang, mungkin dengan menggunakan
kata-kata “Kalian akan membutuhkna ini di
masa yang akan datang” karena siswa yang muda kebanyakan bersifat acuh dan
tidak mau tahu di masa yang akan atang yang penting masa kini.
c) Confidence (keyakinan)
: keyakinan akan menambah daya dobrak peserta didik dalam belajar akan semakin
tinggi. Membuat sebuah keyakinan bahwa usaha dan hasil yang di peroleh siswa
merupakan hasil dari kerja kerasnya bukan merupakan suatu keberuntungan semata.
d) Satisfaction
(kepuasan) : Orang akan lebih percaya diri jika dibuat sadar akan tugas dan
hadiah dari kesuksesan.
b. Menginformasikan
Tujuan Pembelajaran Kepada Peserta Didik
Siswa perlu
diberitahukan tentang tujuan pembelajaran. Hal ini digunakan untuk mengetahui
apakah pembelajaran dari siswa sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Dalam
beberapa kasus mungkin tidak perlu diberitahukan tujuan pembelajarannya karena
siswa sudah tahu sendiri seperti dalam pelajaran sepakbola tentu siswa akan
tahu tujuan dari pelajaran itu adalah agar mereka mampu untuk bermain
sepakbola. Namun ada juga yang harus diberitahukan ke siswa tujuan dari
pembelajaran yang akan dilakukan.
c. Merangsang
pengulangan kembali sebagai prasyarat belajar
Melakukan pengulangan
kembali sebagai pengantar materi yang baru akan berdampak positif bagi siswa.
Dengan pengulangan kemampuan mengingat siswa akan meningkat. Pengulangan ini
dilakukan dengan cara siswa disuruh menuturkan kembali apa yang telah dia
pahami pada materi sebelumnya untuk kemudian guru akan memberikan jembatan untuk
menuju ke materi berikutnya.
d. Menyajikan
material ajar
Peristiwa ini terjadi
ketika ada informasi baru yang akan disampaikan ke siswa. Misalnya ada
fakta-fakta baru yang terdapat dalam materi baru maka fakta tersebut harus
dikomunikasikan ke peserta didik dalam berbagai bentuk. Jika mereka harus
belajar ketrampilan motorik, maka keterampilan tersebut harus dilakukan. Hal
ini penting sebab rangsangan yang disajikan dengan tepat merupakan bagian dari
peristiwa pembelajaran. Misalnya dalam mata pelajaran bahasa inggris siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan dalam bahasa inggris maka tidak perlu guru
memberikan pertanyaan dalam bahasa Indonesia ataupun menuliskannya dalam bahasa
Inggris. Jika menggunakan rangsangan yang kurang tepat guru akan berakhir dengan
mengajarkan keterampilan yang salah.
Elemen yang penting
dalam mengajar adalah menyajikan contoh dan non-contoh. Dimana contoh adalah
hal yang berkaitan dengan materi ajar sementara non-contoh adalah sesuatu yang
tidak ada keterkaitannya dengan konsep materi yang akan disajikan.
e. Menyediakan
Bimbingan Konseling
Bimbingan konseling
merupakan komunikasi antara siswa dengan guru dalam tujuannya untuk membantu
membimbing siswa dalam menghadapi masalah kaitannya dalam belajar. Siswa
menceritakan masalah belajar yang dihadapinya sementara guru semestinya
memberikan saran dan masukkan guna mengatasi masalah tersebut.
Terkadang ada siswa
yang sama sekali tidak memerlukan masukkan dalam bimbingan konseling karena
sudah bisa mengatasi masalahnya sendiri namun ada juga siswa yang setres bila
tidak diberi bimbingan konseling dalam menghadapi masalahnya. Maka dari itu
guru harus berperan penting disini dalam memberikan bimbingan konseling agar
siswanya tidak terjadi setres.
f. Membangunn
kinerja (praktik)
Peristiwa berikutnya
adalah bagaimana siswa dalam mempraktikkan apa yang telah dia pelajari dalam
materi yang diajarkan. Praktik pertama biasanya akan sama persis dengan materi
yang telah disampaikan untuk kemudian dalam praktik berikutnya akan ada
pengembangan-pengembangan yang lebih luas dari materi.
Praktik-praktik harus mencakuo unsur-usur:
a) Harus
jelas menentukan format praktik dan sifat respon siswa
b) Harus
relevan dengan tujuan
c) Harus
mendapatkan kinerja yang tepat sesuai yang dinyatakan dalam tujuan
d) Harus
menghadirkan ketentuan yang tepat sebagaimana dinyatakan dalam tujuan
e) Praktik
secara individual maupun kelompok perlu dilakukan
f) Praktik
harus diberikan sesering dan segera
setelah instruksi dilakukan
g. Memberikan
Umpan Balik
Peserta didik tidak
hanya dibekali dengan keterampilan praktik namun juga harus diberikan umpan
balik atas kinerja yang mereka lakukan. Umpan balik dapat berupa lisan,
tulisan, maupun komputerisasi. Umpan balik berguna bagi siswa untuk mengetahui
bagaimana kinerjanya untuk kemudian akan di tingkatkan lagi bila belum
memuaskan dan untuk dipertahankan apabila sudah sangat memuaskan. Umpan balik
yang baik harus mencakup unsur-unsur:
a) Harus
memberikan komentar tentang komentar kinerja peserta didik
b) Harus
diberikan sesegera dan sesering mungkin
c) Jika
memungkinkan, berikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan mereka
sendiri
d) Harus
mempertimbangkan penggunaan umpan balik; pengetahuan tentang hasil, pengetahuan
tentang hasil yang benar, analisis (berkaitan dengan kriteria), dan pemberian
motivasi (reinforcement)
h. Menilai
Kinerja
Dalam peristiwa ini
guru memunculkan kinerja dari peserta didik untuk menentukan apakah
pembelajaran yang diinginkan telah terjadi. Siswa dinilai untuk menentukan
apakah instruksi tersebut telah memenuhi rencana tujuan juga untuk mengetahui
apakah setiap siswa telah mencapai tujuan yang diinginkan atau belum.
i.
Meningkatkan Retensi
dan Transfer
Banyak orang merasa
bahwa ketika sudah test proses pembelajaran itu juga selesai. Namun sebagai
langkah terakhir adalah dengan mengetahui bagaimana cara mengimplementasikan
apa yang dipelajari dalam proses belajar mengajar itu di dalam kehidupan nyata.
Siswa kebanyakan akan bingung ketika harus mengimplementasikan pelajaran yang
telah dipelajari ke kehidupan dunia nyata meskipun nilai dalam pelajarannya
bagus. Cara terbaik untuk membantu dalam retensi dan transfer adalah
menyediakan konteks yang berarti untuk menyajikan pengajaran. Ciptakan sebuah
“ruang kelas” lingkungan belajar yang mendekati konteks dunia nyata sedekat mungkin,
sehingga ketika peserta didik masuk ke dunia nyata, perubahannya tidak akan
terlalu besar.
Dari bahasan mengenai
“sembilan peristiwa pembelajaran” diatas dapat kita catat bahwa masing-masing
peristiwa berkaitan dengan proses pembelajaran internal.
Peristiwa
Pengajaran
|
Hubungan
dengan Proses Belajar
|
a. Mendapatkan perhatian
|
Penerimaan
pola impuls/rangsangan saraf
|
b. Menginformasikan tujuan kepada siswa
|
Mengaktifkan
proses kontrol
|
c. Merangsang mengingat kembali sebelum belajar
|
Mengulang
kembali pembelajaran sebelumnya agar ingatan bekerja
|
d. Menyajikan materi
|
Menekankan
ciri-ciri untuk persepsi selektif
|
e. Memberikan bimbingan belajar
|
Pengkodean
semantik; isyarat untuk mengulang kembali
|
f. Memunculkan kinerja
|
Mengaktifkan
pengorganisasian respons
|
g. Memnberi umpan balik
|
Membangun
reinforcement/penguatan
|
h. Menilai kinerja
|
Mengaktifkan
retrieval; memungkinkan penggunaan penguatan
|
i.
Meningkatkan retensi dan transfer
|
Memberikan
isyarat dan strategi untuk retrieval
|
Pengelompokkan
Peserta Didik
Unsur berikutnya dari
strategi pembelajaran adalah deskripsi tentang bagaimana siswa akan
dikielompokkan dalam pembelajaran. Hal utama yang dipertimbangkan adalah apakah
ada persyaratan untuk interaksi sosial yang secara eksplisit dinyatakan pada tujuan,
di lingkungan kinerja, dalam komponen tertentu pembelajaran yang direncanakan,
atau dalam pandangan pribadi.