Contextual Teaching and Learning

Contextual Teaching and Learning merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke permasalahan lainnya.
CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah konsep pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pemelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah. Setiap bagian CTL (Contextual Teaching and Learning) yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya, dan memperoleh ilmu pengetahuan.
Pembelajaran melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
o    Konstruktivisme (Constructivism);
o    Bertanya (Questioning);
o    Menemukan (Inquiri);
o    Belajar (Learning Community);
o    Pemodelan (Modeling);
o    Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktifi tas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam tugas sekolah. Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna (Elaine B Johnson).
Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL (Contextual Teaching and Learning). Di dalam kamus, ”makna” diartikan sebagai ”arti penting dari sesuatu atau maksud” Ketika diminta untuk mempelajari sesuatu yang tak bermakna, para siswa biasanya bertanya, ”Mengapa kami harus mempelajari ini?” Wajar sekali jika mereka mencari makna, arti penting dan maksud, serta manfaat dari tugas sekolah yang mereka terima. Pencarian makna merupakan hal yang alamiah.
Menurut pakar psikolog, kita dapat menemukan makna di dalam hidup dengan tiga cara yang berbeda:
o    Dengan menciptakan pekerjaan atau melakukan tindakan;
o    Dengan menghayati sesuatu, misalnya alam dan kebudayaan atau dengan menghadapi manusia lain dalam keunikannya dengan mencintainya;
o    Melalui sikap kita menghadiahi penderitaan yang tak terelakkan.
Ilmu saraf memastikan adanya kebutuhan otak untuk menemukan makna. Otak berusaha memberi arti bagi suatu informasi baru dengan cara menghubungkannya dengan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah ada. Ketika kita diminta melakukan sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, saat itu juga kita mencoba mengingat kembali apakah kita pernah mengalami sesuatu yang serupa. Otak berusaha menghubungkan tugas baru tersebut dengan tugas-tugas yang telah dikenalnya. Karena otak terus-menerus mencari makna dan menyimpan hal-hal yang bermakna, proses mengajar harus melibatkan para siswa dalam pencarian makna. Proses mengajar harus memungkinkan para siswa memahami arti pelajaran yang mereka pelajari.
Ketika para pendidik menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan komponen-komponen CTL (Contextual Teaching and Learning), yang sesuai dengan kebutuhan manusia untuk mencari makna dan kebutuhan otak untuk  menjalin pola-pola, secara intuitif mereka mengikuti cara yang sesuai dengan penemuanpenemuan dalam psikologi dan penelitian tentang otak. Mereka menghubungkan isi dari subjek-subjek akademik dengan pengalaman-pengalaman para siswa sendiri untuk memberi makna pada pelajaran. Pada waktu yang bersamaan, tanpa disadari, mereka telah mengikuti tiga prinsip yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern sebagai prinsip yang menunjang dan mengatur segalanya di alam semesta. Dengan kata lain, cara mengajar para instruktur yang menggunakan komponen-komponeen CTL (Contextual Teaching and Learning) sesuai dengan cara kerja alam. CTL (Contextual Teaching and Learning)bekerja seperti cara kerja alam. Kesesuaiannya dengan cara alam adalah alasan mendasar yang menyebabkan sistem CTL (Contextual Teaching and Learning) memiliki kekuatan yang luar biasa untuk meningkatkan kinerja siswa.


Previous
Next Post »