Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan
mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan
aspek kompetensi professional guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu
pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh
beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan
dan pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak
bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar yang harus
dimiliki termasuk kompetensi professional.
Upaya meninigkatkan kompetensi professional
guru, yaitu :
- Dalam melaksanakan pembinaan professional
guru, kepala sekolah bisa menyusun program penyetaraan bagi guru-guru yang
memiliki kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/Akta IV, sehingga
mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang
tugasnya
- Untuk meningkatkan prefossional guru yang
sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala sekolah dengan mengikutsertakan
guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas maupun di luar
Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
membenahi dan metodologi pembelajaran
- Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG
(Pemantapan kerja guru). Melalui wadah inilah para guruh diarahkan untuk
mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi pembelajaran dan bahan
ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas
- Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan
guru tidak dapat diabaikan, karena merupakan salah satu faktor penentu
dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung terhadap mutu
pendidikan.
Peningkatan guru dapat dilakukan
antara lain pemberian indentif di luar gaji, imbalan dan penghargaan, serta
tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kinerja Kepada sekolah pun dapat
memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu
dengan belajar sendiri di rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik
seebidang studi, mengikuti pertemuan ilmian, belajar secara formal S1 – S3,
mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil dalam
kompetensi ilmiah.
Kini banyak pendidik terutama para
dosen memiliki perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku
dibeli secara rutin maupun insidental. Ketika berpergian kesuatu daerah atau ke
luar negeri. Seorang pendidik memang pantas memiliki perpustakaan sendiri,
sebab pekerjaannya tidak lepas dari buku atau disket, yang menyimpan informasi
pengetahuan. Buku-buku tersebut haruslah dibaca secara teratur. Tidak ada
tempatnya hanya di pakai pajangan saja untuk menunjukan prestise sebagai
sarjana, master atau doctor.
Untuk perguruan tinggi mungkin tidak diperlukan perpustakaan
khusus pendidik. Pendidik dan mahasiswa bisa belajar bersama-sama di
perpustakaan umum. Atau bisa juga dibuat perpustakaan khusus jurusan.
Dosen-dosen akan belajar di perpustakaan ini. Untuk sekolah memang diperlukan
perpustakaan khusus untuk pendidikan, sebab materi yang dipelajari guru-guru
untuk meningkatkan profesinya, berbeda yang dipelajari oleh siswa.
Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang
berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok
masing-masing. Cara belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat
intensif sebab masing-masing peserta akan menyumbangkan pengalaman dan
pikirannya yang memberikan banyak masukan kepada para pendidikan.
Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu
diadakan selama masih dijangkau oleh pendidik. Pertemuan-pertemuan seperti ini
biasanya diisi oleh para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil
karya mereka dan berpatisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada
para pendidik disamping kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.
Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam
negeri maupun di dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau
dapat juga dalam waktu pendek 1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu
yang disahkan dengan pemberian sertifikat.
Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan
dalam beberapa daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan makalahnya
masing-masing yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis
yang bertalian dengan tugas pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan
informasi dari seluruh penjuru ini sangat membantu pengembangan besar bagi
pendidik bersangkutan untuk mengembangkan profesinya.
Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti
kompetensi untuk mendapatkan dana penelitian dari pemerintah pusat, kompetensi
pengabdian masyarakat, kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain
kendaraan bermotor, kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam
kompetensi seperti ini akan memberi dorongan kuat untuk mengembangkan profesi.
Sesudah mengetahui cara dan empat pengembangan profesi, sekarang
dilanjutkan dengan apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi itu,
yaitu :
- Membaca buku atau disket, terutama yang
berklenaan dengan materi-materi baru yang ditekuni dengan cara mendidik
baru
- Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat
untuk memudahkan mengingat, sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan
sistam sistematika pola. Disamping itu ringkasan ini menghindarkan
pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab sulit mengingat suatu hanya
dengan satu kali saja
- Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide
baru didukung oleh informasi-informasi ilmiah. Manfaat utama membuat
makalah adalah belajar menyusun pikiran secara teratur dalam bentuk
tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin mengumpulkan informasi dan
memadukannya dengan ide baru sehingga menjadi tulisan yang enak dibaca
denagan isi yang menarik
- Melakukan penelitian, baik penelitian
perpustakaan, laboratorium maupun lapangan
- Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel
penelitian inovatif. Artikel ini adalah untuk konsumsi majalah atau jurnal
ilmiah. Hasil penelitian yang baik adalah apabila ia dikomunikasikan lewat
artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak orang
- Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan
tinggi maupun untuk sekolah. Penulisan buku ini perlu digalakkan sejak
awal agar ilmu tumbuh di Indonesia
- Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan
masyarakat umum atau mengadakan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan demikian kepala sekolah dalam
memberdayakan kompetensi guru tak hanya memberikan motivasi untuk memberdayakan
potensi diri, melainkan pula mengikutsertakan pada kegiatan ilmiah diluar
sekolah, seperti pendidikan formal, seminar, penataran serta peningkatan
kesejahtraan guru. Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara
bertahap akan mengalami peningkatan kualitasnya.
Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar
mengajar, masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain,
antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap
siswa itu pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya,
perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan pada kegiatan
yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat membawa akibat
perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui oleh guru
dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kepentingan
pembelajaran, idealnya guru memiliki data tentang siswa.